Jumat, 06 Januari 2017

PENGALAMAN PERJALANAN MALAYSIA SINGAPURA

Catatan Perjalanan ke dua Negara tetangga :

MALAYSIA DAN SINGAPURA
( 4 November 2016 sd 11 November 2016)

Makassar - Kuala Lumpur

Sudah lama saya berharap bisa menginjakkan kaki ke negeri jiran. Apalagi dalam keluarga, saya lima bersaudara, cuma saya yang belum pernah melakukan perjalanan ke luar dari Indonesia. Dua adik saya malah sekolah S2 dan S3 di luar negeri.
Jadi setiap pulang dari luar negeri mereka mengompori saya agar juga melakukan perjalanan ke luar negeri. Alhamdulillah, stelah menabung sekian lama, dan bertepatan pula dengan wisuda salah satu adek Ipar yang  studi S3 di Malaysia, sy bisa berangkat bersama putra saya ke Malaysia bersama rombongan keluarga besar. Suami tdk bisa ikut karena ada jadwal kerja yang sulit ditingalkan.
Jadi ada dua tujuan bepergianku ke Malaysia yakni mengikuti dari dekat kegiatan wisuda atau kalau istilah di Malaysia adalah Konvokesyen, juga tentu saja menikmati keindahan negeri Jiran dengan segala fasilitas dan keistimewaan yang dimilikinya.
 Awal perjalanan ke Malaysia tentu di mulai dengan proses memesan tiket pesawat. Saya mulai dengan mengunduh aplikasi Traveloka. Karena kami tinggal di daerah yang kantor Biro perjalanannya belum ada. Jadi dengan memanfaatkan sistem beli tiket on line, saya mempercayakannya ke Traveloka yang iklannya sy selalu lihat di TV. Belanja On line yang termasuk nekad. Karena belum pernah saya lakukan sebelumnya.Alhamdulillah ternyata aplikasi Traveloka ini sangat memudahkan dalam proses pembelian. Apalagi jika kita juga memiliki aplikasi SMS Banking pada ponsel yang kita miliki lengkap sudah kesempurnaan betransaksi via dunia maya.
Mana harganya bisa kita pilih2 sesuai dengan isi kantong. Tidak berbeda jika bertransaksi langsung di kantor Biro perjalanan.
Karena tiket sy tidak di cetak, sempat juga was-was saat akan masuk bandara. Apakah tiket yang tertera di ponsel saya bisa diakui di depan petugas pemeriksa tiket di Bandara atau tidak. Ternyata rasa was-was itu sirna begitu saja. Saya perlihatkan tiket saya lewat ponsel dan semua berjalan lancar. Saya bisa check in dan  boarding pass ada di tangan saya dengan mudah. Hanya dengan menunjukkan paspor dan tiket on line kami melenggang ke bagian Imigrasi. Di bagian Imigrasi kami antrian untuk pemeriksaan kelengkapan dokumen yaitu passport.

Di ruang tunggu Imigrasi Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Tapi terjadi sedikit masalah karena sy tidak membeli bagasi pesawat, maka semua barang-barang saya akhirnya harus ditenteng masuk Imigrasi. Untung rombongan besar, ada delapan orang yang berangkat dalam keluarga saya sehingga masing-masing bisa dititipi koper dan ransel untuk jadi barang tentengan masuk ke ruang tunggu.
Urusan di administrasi imigrasi beres kami bisa masuk ke ruang tunggu untuk menantikan saat-saat mendebarkan masuk ke dalam perut Air Asia yang akan membawa kami menuju negara yang sudah lama kuimpikan.
Tepat jam 11.00 waktu Indonesia Bagian Tengah, kami terbang menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Penerbangan di tempuh selama 2 jam. setengah Jam penerbangan perut mulai terasa keroncongan. Jadi ingat kalo tadi tdk sempat sarapan. Untung mbak Pramugari lewat bawa makanan yang bisa dibeli oleh penumpang. Saya beli untuk putra saya dan saya sendiri. Sementara anggota rombongan yang lain sudah memesan sebelumnya di travel biro tempat beli tiketnya. Jadi tidak belanja makanan lagi di pesawat.
Saat menu makanan ditawarkan oleh seorang pramugara berwajah Eropah, sejenak sy agak bingung. Masalahnya saya belum punya cadangan uang Ringgit Malaysia. Sementara harga-harga dalam menu tersebut dalam harga Ringgit. Saya sama sekali tidak punya persiapan uang ringgit. Untuk pinjam ke adik sy yang duduknya agak jauh di depan rasanya sy enggan.. Ini jadi catatan penting bagi kita yang akan mengadakan perjalanan ke Luar Negeri untuk menyiapkan dari awal uang dalam bentuk mata uang negara yang kita kunjungi. Secukupnya saja kalau perlu.Yang penting ada yang bisa digunakan untuk keperluan mendadak, misal makan, sewa Taksi dls.
" Maaf dek, sy gak jadi pesan. Saya tdk punya mata uang ringgit,: Kusodorkan kembali daftar menu pada Pramugara tersebut. Saya berterus terang saja. Mereka pasti maklum.
"Oo..tidak apa-apa. Ibu bisa pakai uang Rupiah," Jawabnya dengan ramah dalam logat Melayu yang khas negeri Jiran.
Alhamdulillah. Saya tidak akan kelaparan kalo begini. Saya dan Hanif putra saya memilih menu yang kelihatannya semua enak. Semoga apa yang tertera digambar seenak rasanya. Hehehe..
Kemudian saya bayar makanan dalam menu tersebut sesuai yang tertera dengan menggunakan Rupiah. Si Pramugara menghitung dengan kalkulatornya jumlah yang harus diambilnya dari Rupiah saya sesuai nilai Ringgit Malaysia. Kepada Pramugara tersebut saya juga minta tolong menukarkan sedikit rupiah saya, agar punya pegangan sebelum tiba di Malaysia. Sang Pramugara mau menolong saya. Dengan menukarkan Rp.500rb uang sy si pramugara menyodorkan lembaran ringgit Malaysianya padaku.
Setelah menunggu beberapa jenak, akhirnya pesanan kami datang, segelas kopi cappucino, dua botol air mineral, 1 mangkuk  Es krim pesanan Hanif, dua porsi Nasi Lemak, Satu porsi Steak. Daaan rasanya luar biasa Yummmiii... Sampai-sampai Hanif minta tambahan porsi nasi lemak satu dan Steak 1 porsi. Bwahahaha...
3 jam berada di udara akhrinya pilot mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat, dan penumpang di minta mengencangkan ikat pinggangnya. Waooow...rasanya hati berdebar tak sabar ingin melihat dan menikmati Kota Kuala Lumpur, yang telah lama menghiasi mimpi kanak-
kanakku...


Ruang Ketibaan/Kedatangan di Bandara KLIA-Malaysia

Kuala Lumpur-Malaysia
Setelah keluar dari pesawat kami mengurus klaim bagasi , lalu singgah di gerai penjual kartu untuk Ponsel. Biar bisa menggunakan ponsel lebih mudah tanpa dibebani roaming, dan juga bisa buat Internetan lebih leluasa di negeri jiran. Hanya dengan menunjukkan passpor di gerai kartu Digi Malaysia, kami bisa membeli kartu yang cuma berlaku di sana. Saya sendiri selain beli kartu, juga menukar uang di tempat penukaran uang dekat gerbang keluar dari Bandara. Tapi sebelumnya kami antrian lagi untuk pengecekan passport di bagian Imigrasi Bandara KLIA (Kuala Lumpur International Airport).

Gerai penjualan Kartu Digi Malaysia


Kesan pertamaku tentang KLIA 2 ini waowww..Amazing. Bandaranya luar biasa bagus. Bersih, mewah dan sangat lengkap. Pas tiba di ruang tunggu ketibaan, anak-anak langsung berhamburan menyalakan ponsel.
"Wifi-nya gratis Uwak", kata ponakanku yang sudah sering bolak balik Malaysia selama orangtuanya masih aktif kulliah di UKM (Universitas Kebangsaan Malaysia). Lalu mereka dengan anteng duduk berkumpul memainkan game on line kesukaannya..

Memanfaatkan Wifi Gratis dalam Bandara

Setelah kurang lebih 15 menit menunggu dalam Bandara, jemputan datang. Kami bergegas keluar dari Bandara. Hari sudah menjelang sore. Di luar mata langsung dengan dimanjakan hijaunya lahan sawit di seberang Bandara.